
Padangsidimpuan. 3 Mei 2025. Dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) di tengah tantangan era digital, Asosiasi Komunikasi dan Penyiaran Islam (ASKOPIS) Sumatera Utara menggelar workshop strategis di Sekolah Tinggi Ilmu Agama (STAI) as-Sunnah, Sabtu, 3 Mei 2025. Kegiatan ini dihadiri opleh Dr. Juni Wati Sri Rizki, S.Sos., M.A selaku Sekretaris ASKOPIS Sumatera utara dan juga sebagai tenaga pendidiik di UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsiidmpuan dan Dr. Sholeh Fikri, M.A Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan serta para akademisi, praktisi dakwah, dan perwakilan kampus anggota ASKOPIS.
Workshop ini mengangkat tema “Pengembangan Kurikulum untuk Mewujudkan Lulusan KPI yang Handal di Era Digital” dengan sorotan utama pada urgensi revitalisasi kurikulum agar lulusan KPI tidak hanya relevan di dunia kerja, tetapi juga berdaya dakwah di masyarakat modern.
Tiga Masalah Utama: Lapangan Kerja, Minat Mahasiswa, dan Beban Kurikulum
Diskusi intensif mengungkap tiga persoalan krusial yang membelit program studi KPI saat ini:
- Rendahnya prospek kerja bagi lulusan KPI;
- Minimnya minat calon mahasiswa terhadap program studi ini;
- Beban mata kuliah yang berlebihan, yang dinilai tidak fokus dan membingungkan arah kompetensi lulusan.
Sebagai perbandingan, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) M. Natsir Dewan Dakwah disebut berhasil menarik banyak peminat dan menghasilkan lulusan yang dicari, berkat kurikulum yang terfokus dan berbasis pada dakwah yang komprehensif.
Konsep “TOP”: Arah Ideal Pendidikan KPI
Narasumber dalam acara ini Prof Dr. Zainal Arifin, Lc, MA memperkenalkan visi pendidikan KPI dengan konsep “TOP” sebagai fondasi pengembangan kurikulum:
- T – Tanamkan Takwa: Menguatkan dimensi spiritual dan motivasi religius mahasiswa.
- O – Optimalkan Fardhu Ain: Memastikan penguasaan dasar-dasar ibadah dan moral.
- P – Pilih Kefardhuan Kifayah: Menekankan penguasaan ilmu dan keterampilan dakwah yang dibutuhkan masyarakat.
Konsep ini diharapkan menjadi identitas yang membedakan KPI dari program Ilmu Komunikasi (Ilkom) umum, yang lebih berorientasi sekuler dan teknis.
Relevansi KKNI, Pancasila, dan Fokus Dakwah
Pengembangan kurikulum KPI juga diarahkan agar selaras dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan nilai-nilai Pancasila, terutama dalam hal keimanan, kemanusiaan, dan etika akademik.
Salah satu rekomendasi utama adalah memfokuskan KPI pada bidang dakwah, dan menyerahkan aspek komunikasi murni kepada prodi Ilkom. Hal ini diyakini dapat memperjelas arah karier lulusan dan meningkatkan relevansi program studi terhadap kebutuhan umat.
Rekomendasi Kurikulum KPI: Fokus dan Efektif
Lima rekomendasi strategis yang muncul dari workshop ini adalah:
- Fokus pada Dakwah sebagai inti kurikulum KPI.
- 70% Mata Kuliah Inti difokuskan pada materi-materi dasar dakwah: tafsir, hadis, fikih, dan akhlak.
- 30% Mata Kuliah Pendukung untuk strategi komunikasi dakwah melalui media modern.
- Bahasa Arab dan Inggris menjadi keahlian wajib bagi calon dai internasional.
- Studi Banding Kurikulum Internasional dari institusi seperti Universitas Al-Azhar Mesir atau Omdurman Sudan.
Paradigma “Kampus Merdeka” dinilai perlu digeser menjadi “Kampus Berdampak”, yang menekankan keterlibatan mahasiswa dalam masalah nyata umat dan kontribusi sosial yang terukur.
Lulusan KPI: Teladan Dakwah Era Digital
Target ideal lulusan KPI adalah menjadi:
- Praktisi dakwah modern,
- Pendakwah internasional,
- Peneliti dan akademisi dakwah, serta
- Dai digital yang mampu menjangkau generasi muda di media sosial.
Penutup
Workshop ditutup dengan penandatanganan MoU dan MoA antar peserta ASKOPIS, disaksikan oleh panitia penyelenggara Dori Chandra, M.Sos dan Ketua ASKOPIS Sumatera Utara Dr. Mailin, MA.






Leave a Reply