Character Building Pekan Kedua : Mahasiswa BKI Tampilkan Ragam Kreativitas dan Inspirasi

Padangsidimpuan, Rabu, 10 September 2025. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi kembali melanjutkan kegiatan Character Building pada Pekan kedua, 10 September 2025. Acara yang dilaksanakan di depan gedung Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi ini dipandu oleh mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI) semester 5 dengan Dosen Pembimbing Darwin Harahap, S.Sos.I, M.Pd.I. Kegiatan ini menjadi wadah pengembangan potensi diri sekaligus ruang berekspresi bagi mahasiswa.
Acara dibuka oleh MC Lidya Rahmadani dan Lutfi Indah Parwasih, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Eki Armelia serta saritilawah oleh Zainal Arifin. Suasana khidmat semakin terasa ketika Hafiz Alfansuri memimpin doa. Selanjutnya, mahasiswa BKI menampilkan berbagai keterampilan mulai dari pidato bahasa Arab oleh Nadia Iska, penampilan lagu Islami berjudul Rohman-ya Rohman oleh Nurhasanah Simamora, hingga sharing session inspiratif oleh Rahmayani Hasibuan bertema Tipe Mengatasi Minder Menjadi Percaya Diri. Ia menekankan pentingnya berpikir positif, percaya diri, dan mengubah penampilan sebagai langkah awal membangun kepercayaan diri.
Kemeriahan acara semakin terasa saat Nur Aliah dkk mempersembahkan tari Batak Mandailing diiringi lagu tradisional. Dan tidak kalah menarik Mahasiswa juga memperagakan simulasi Demonstrasi ke Kantor DPR dengan Pridona sebagai koordinator aksi, diselingi yel-yel perjuangan. Di tengah semangat itu, Darsini membacakan puisi bertema penderitaan rakyat yang menambah kesan mendalam kegiatan tersebut.
Menutup rangkaian acara, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. Magdalena, M.Ag diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Dr. Anas Habibi Ritonga, M.A memberikan arahan motivatif. Beliau menekankan tiga poin penting:
- Kenali potensi diri –Dr. Anas Habibi membuka arahannya dengan menekankan pentingnya mengenali potensi sejati yang terdapat dalam diri. Beliau menantang mahasiswa untuk tidak hanya mengenali siapa mereka melalui apa yang terlihat — seperti gaya berpakaian atau penampilan luar — melainkan melalui kecintaan terhadap ilmu dan pemahaman yang mendalam. Menurut beliau, saat ini banyak orang lebih memaksimalkan “baju” ketimbang memperdalam “buku”, ringkasan dari realitas bahwa pengetahuan sering kali diabaikan demi penampilan. Oleh karena itu, beliau menyerukan agar generasi muda mengutamakan pengembangan diri yang berbasis pengetahuan dan kompetensi substansial.
- Asah jiwa muda – fokus pada semangat muda yang sebaiknya dipelihara dan diarahkan ke hal-hal produktif. Dr. Anas mengingatkan bahwa fase muda adalah titik penting dalam hidup untuk membangun karakter, keterampilan, dan kontribusi nyata. Jiwa muda, menurutnya, tidak boleh dilewatkan dengan sia-sia — harus diisi dengan aktivitas yang bermanfaat, dari pengembangan bakat hingga keterlibatan sosial. Inilah saat yang strategis untuk membekali diri dengan ilmu, pengalaman, dan jaringan yang akan menjadi pondasi masa depan. Beliau mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan momentum ini sebagai waktu terbaik untuk tumbuh dan berkarya.
- Ubah pola pikir –Dr. Anas membangkitkan kesadaran bahwa pola pikir bukan hanya penggerak internal, tetapi juga penentu arah hidup. Dengan menyitir pepatah Arab “Ifkaruka ikdaruka” — “pikiranmu adalah takdirmu” — beliau mempertegas bahwa cara kita berpikir membentuk peluang dan hasil yang kita raih. Takdir, menurutnya, sangat kuat dipengaruhi oleh bagaimana kita melihat, menyikapi, dan merespons realitas. Dalam konteks itu, Dr. Anas mengajak mahasiswa untuk “berkreasi agar hidup lebih berwarna”: berpikir inovatif, optimis, dan aktif mencipta solusi. Dengan begitu, mereka tidak hanya pasif menunggu nasib, tetapi aktif membentuk masa depan yang penuh makna.
Dengan semangat kolaboratif, kegiatan ini bukan hanya menjadi sarana pengembangan soft skill mahasiswa, tetapi juga momentum membangun karakter unggul yang berakar pada nilai dakwah, kebudayaan, dan kreativitas.