Prodi Manajemen Dakwah Gelar FGD Penelitian Kolaboratif Bahas Indeks Kerukunan Umat Beragama di Mandailing Natal
Padangsidimpuan, 19 November 2025 – Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syahada Padangsidimpuan memperkuat sinergi lintas agama melalui pelaksanaan Focus Group Discussion bertema “Indeks Kerukunan Umat Beragama di Mandailing Natal”, Rabu (19/11/2025) di Aula Gedung Kantor Kemenag Madina. FGD ini menjadi ruang dialog strategis antara akademisi, pemerintah, tokoh agama, dan unsur adat dalam membangun pendekatan kolaboratif untuk memperkuat kerukunan masyarakat.
Acara dibuka oleh Dr. Magdalena, M.Ag, selaku Dekan FDIK, yang menegaskan bahwa iklim keberagamaan yang harmonis membutuhkan kontribusi kolektif dari semua pihak. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kehadiran berbagai pemangku kepentingan lintas agama merupakan bukti kuat bahwa kerja sama lintas sektor adalah fondasi utama dalam menjaga stabilitas sosial. “Kolaborasi seperti ini penting agar hasil penelitian tidak hanya menjadi data, tetapi menjadi gerak bersama,” ujarnya.
FGD yang dipandu oleh Dr. Anas Habibi Ritonga, MA, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan, menghadirkan Richa Handayani, M.M, Ketua Prodi Manajemen Dakwah, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, Richa menekankan bahwa riset mengenai indeks kerukunan bukan hanya analisis akademik, tetapi sekaligus dasar penguatan kerja sama lintas agama dalam merespons dinamika keberagamaan di Mandailing Natal.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan penyuluh agama, kepala KUA, tokoh agama Islam, Katolik, dan Protestan, serta unsur Forum Kerukunan Umat Beragama, tokoh adat, dan perguruan tinggi STAIN Madina. Suasana diskusi berjalan intens dan produktif. Salah satu masukan datang dari Irfansyah Nasution, S.Ag, perwakilan FKUB, yang menyoroti adanya faktor “kurangnya kerja sama” dalam temuan penelitian. Ia mempertanyakan parameter kerja sama tersebut agar FKUB dapat memperkuat sinergi ke depan.
Menanggapi hal itu, tim peneliti menjelaskan bahwa indikator kerja sama mencakup intensitas pertemuan, koordinasi lintas lembaga, serta efektivitas komunikasi dalam menyelesaikan isu-isu keberagamaan. Indikator tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman bagi lembaga-lembaga keagamaan dalam memperbaiki kualitas kolaborasi di tingkat lokal. Penjelasan ini menegaskan bahwa peran akademik Prodi Manajemen Dakwah berfungsi untuk memediasi dan menghubungkan berbagai elemen masyarakat melalui pendekatan ilmiah.
Masukan lain datang dari Raja Syam, tokoh adat Mandailing, yang menegaskan pentingnya nilai-nilai adat dalam menjaga harmoni sosial. Ia menyampaikan bahwa adat istiadat menjadi pilar yang turut mengatur hubungan antarwarga, termasuk yang berbeda agama. Perspektif adat tersebut semakin menguatkan bahwa kolaborasi lintas agama tidak dapat dipisahkan dari kearifan lokal. Dengan digelarnya FGD ini, FDIK UIN Syahada mempertegas komitmennya untuk terus menjadi jembatan dialog sekaligus penggerak kolaborasi keberagamaan di Mandailing Natal.

