Puasa Ditinjau dari Berbagai Dimensi

Sawaluddin Siregar Avatar
Puasa Ditinjau dari Berbagai Dimensi

Padangsidimpuan, 11 Maret 2025 – Dalam rangkaian kegiatan Kuliah Ramadhan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syahada Padangsidimpuan dengan penceramah Dr. H. Armyn Hasibuan, M.Ag, menyampaikan esensi puasa ditinjau dari berbagai dimensi yang sangat relevan untuk dipahami dalam konteks kehidupan umat Muslim saat ini. Dengan tema “Puasa Ditinjau dari Berbagai Dimensi”, beliau menjelaskan lima dimensi puasa yang dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai manfaat dan makna dari ibadah yang wajib dilakukan setiap tahun ini.

  1. Dimensi Taqwa:
    “لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ” Puasa bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga tetapi melahirkan sifat terpuji, seperti jujur, sopan santun, bertatakrama yang baik dan responsif dan peduli terhadap sesama. Puasa juga diharapkan bisa mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah, memupuk kesadaran spiritual, dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak diridhoi-Nya. Taqwa bukan hanya dilihat dari aspek ibadah ritual, tetapi juga dari bagaimana seseorang menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan nilai-nilai ketuhanan.
  2. Dimensi Sumber Daya Manusia
    Puasa juga memiliki dimensi yang sangat berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Puasa bukan hanya meningkatkan kualitas spiritual, tetapi juga dapat memperbaiki kualitas kehidupan sosial dan ekonomi umat manusia. Melalui puasa, seseorang diharapkan bisa belajar untuk disiplin, memiliki kontrol diri yang lebih baik, serta mengelola waktu dan energi dengan bijaksana. Dengan peningkatan kualitas ini, individu menjadi lebih produktif, berkontribusi lebih banyak dalam masyarakat, serta mampu memberikan manfaat yang lebih besar bagi lingkungan sekitar.
  3. Dimensi Kinerja: “Ayyaman Ma’duudaat”
    Salah satu aspek yang menarik dalam kegiatan kuliah ramadhan ini adalah penjelasan tentang dimensi kinerja puasa. Beliau merujuk pada konsep “Ayyaman Ma’duudaat” (beberapa hari yang ditentukan) yang mengandung makna bahwa puasa adalah waktu yang terbatas dan memiliki tujuan yang jelas. Meskipun puasa hanya berlangsung selama satu bulan dalam setahun, dampaknya terhadap kinerja individu dan masyarakat bisa sangat besar. Oleh karena itu, puasa dapat menjadi motivasi bagi umat Islam untuk bekerja lebih keras, lebih cerdas, dan lebih efektif dalam meraih keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan.
  4. Dimensi Solidaritas:
    Selanjutnya, Dr. Armyn membahas dimensi solidaritas yang terkandung dalam ibadah puasa. Dalam perspektif ini, puasa mengajarkan umat untuk saling berbagi dan peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Dengan mengutip ayat “Famantatowwa’a khoiron fahuwa khoirullah” (barangsiapa yang berbuat kebajikan, maka itu lebih baik di sisi Allah), beliau menekankan pentingnya memberikan kepada yang membutuhkan, baik berupa makanan, pakaian, maupun perhatian. Solidaritas sosial yang terbentuk selama bulan Ramadhan ini diharapkan menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar sesama umat manusia, serta memperkuat rasa kebersamaan dalam masyarakat.
  5. Dimensi Tasawuf:
    Dimensi terakhir yang dibahas adalah dimensi tasawuf, yang berkaitan dengan kedekatan spiritual antara hamba dengan Tuhan. Dr. Armyn mengutip ayat dalam Al-Qur’an, “وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ “(Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat). Puasa, dalam dimensi ini, adalah sarana bagi setiap individu untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Allah sangat bangga terhadap hamba-Nya yang menjalankannya dengan penuh ketulusan. Allah berfirman dalam hadis Qudsi, yang artinya: “Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim). Puasa mengajarkan pengendalian diri dan kebersihan jiwa, sehingga seseorang dapat merasakan kedekatan dengan Tuhan yang lebih nyata. Ibadah ini membuka pintu bagi orang-orang yang berpuasa untuk mencapai pencerahan batin, ketenangan jiwa, serta kebersihan hati yang sejati. Kuliah Ramadhan ini, yang disampaikan oleh Dr. H. Armyn Hasibuan, M.Ag, memberikan wawasan mendalam tentang puasa sebagai ibadah yang tidak hanya berdimensi ritual, tetapi juga sosial, ekonomi, dan spiritual. Puasa menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek, baik dari sisi ketakwaan, pengembangan SDM, kinerja yang produktif, solidaritas sosial, hingga kedekatan dengan Allah SWT.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.