Awalnya kampus ini adalah atas dasar prakarsa Syeikh Ali Hasan Ahmad Addary bersama-sama ulama Nahdatul Ulamaseperti Syeikh Ali Hasan Ahmad Addary, KH. Zubeir Ahmad, Syeikh Usman Ridwan Hasibuan, Syeikh Dja’far A. Wahab, Syeikh Abdul Halim Khatib, Syeikh Dja’far A. Kadir, Syeikh Baharuddin Thalib Lubis, Syeikh Mukhtar Muda Nasution, Syeikh Ahmad Daud, Syeikh Zainal Abidin Daulay, Ismail Daulay, Syamsuddin Daulay, Muktar Siddiq, Mhd. Dahlan Hasibuan, Yusuf Tk, dan Hariro Siregar dan lain-lain, Perguruan Tinggi Nahdatul Ulama (PERTINU) didirikan di Padangsidimpuan sebagai wadah pendidikan tinggi bagi warga Nahdliyin di Tapanuli Selatan dan Sumatera Utara.
Awalnya kampus ini bernama Fakultas Tarbiyah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PERTINU). Lahirnya perguruan tinggi ini pada tahun 1962, merupakan hasil perjuangan sejumlah ulama, tokoh masyarakat, dan dukungan pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, yang sekarang telah dimekarkan menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kabupaten Padang Lawas. Pada saat itu PERTINU mengasuh 3 (tiga) Fakultas, yaitu Fakultas Syari’ah (didirikan 1962), Fakultas Tarbiyah (didirikan 1963), dan Fakultas Ushuluddin (didikan 1965). Tahun 1963 Fakultas Tarbiyah secara resmi dibuka dan menerima mahasiswa pertama kali sejumlah 11 orang.
Dalam perjalanan sejarahnya, Perguruan Tinggi ini mengalami perkembangan dan peralihan status yang didorong oleh keinginan untuk membuka fakultas umum, maka PERTINU diperluas dan beralih status menjadi Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara (UNUSU) tahun 1965, dan Syeikh Ali Hasan al-Dary ditetapkan sebagai Rektor. Pada saat itu, selain UNUSU, belum terdapat Perguruan Tinggi Islam lain di tingkat propinsi.
Melihat pesatnya perkembangan IAIN di daerah-daerah lain, maka pada tahun 1967 Yayasan UNUSU mengajukan permohonan kepada Menteri Agama RI, agar Fakultas Tarbiyah UNUSU dapat dirubah statusnya menjadi negeri, dalam hal ini menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang. Selanjutnya Yayasan UNUSU mengajukan bentuk panitia perubahan status tersebut yang kemudian dikukuhkan dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 123 Tahun 1967 tanggal 5 Oktober 1967. Susunan panitia tersebut adalah Ketua Umum: Marahamat Siregar, Ketua I: Syekh Dja’far A. Wahab MA, Ketua II: H.M. Yusuf Tk. Imom Hasibuan, Sekretaris I: A. Siregar Gelar Sutan Mula Sontang, Sekretaris II: Kalasun Nasution dan Bendahara: Hariro Siregar.
Sebagai lanjutan dari usaha perubahan status tersebut pada hari Sabtu, 1 Juni 1968, Menteri Agama RI K.H. Moch. Dahlan dengan Surat Keputusannya Nomor 110 Tahun 1968 salah satu Fakultasnya, yaitu Fakultas Tarbiyah UNUSU Padangsidimpuan diserahterimakan ke Negara, sehingga menjadi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Cabang Padangsidimpuan. Kampus ini awalnya mengambil tempat di Gedung Nasional Padangsidimpuan. Prof. Syekh Ali Hasan Ahmad Addary ditetapkan oleh Menteri Agama waktu itu menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah tersebut. Di bawah pimpinan Prof. Syeikh Ali Hasan Ahmad Addary terus berjalana hingga tahun 1973.
etelah lima tahun berlalu, beriring dengan berdirinya IAIN Sumatera Utara Medan pada tahun 1973 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 97 Tahun 1973 tanggal 1 Nopember 1973. tentang peresmian IAIN Sumatera Utara, maka Fakultas Tarbiyah IAIN Cabang Imam Bonjol Padang Sumatera Barat menjadi Fakultas Tarbiyah WN Sumatera Utara di Padangsidimpuan. Dalam perjalanan sejarah Fakultas Tarbiyah ini belum memiliki gedung sendiri dalam kurun waktu yang relatif lama sehingga perkuliahan diselenggarakan di gedung SMP Negeri 2 Padangsidimpuan dengan cara memimjam. Sedangkan kegiatan administrasi perkantoran dilaksanakan di rumah Bapak Prof. Syekh Ali Hasan Ahmad Addary. Hal ini berlangsung sampai tahun 1972.
Pada tahun 1973 Fakultas Tarbiyah ini mendapat bantuan tanah seluas 700 m2 dari Pemerintah Daerah Tk. II Tapanuli Selatan dan bangunan gedung kuliah berlantai satu seluas 168 m.2 yang terdiri dari tiga ruang kelas masing-rnasing berukuran 7 x 8 m dengan keadaan semi permanen di Jalan Ade Irma Suryani Nasution No. 4-A Padangsidimpuan. Dengan kehadiran gedung tersebut, maka aktivitas perkuliahan dipindahkan ke gedung tersebut sampai pada tahun 1977 dan aktivitas administrasi perkantoran masih tetap di rum.ah Bapak Prof. Syekh Ali Hasan Ahmad ad-Dary.
Pada tahun 1978 Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara di Padangsidimpuan mendapat bantuan dana dari Pemerintah Daerah Tk. I Sumatera Utara sebesar Rp.17.500,000- (tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) untuk pembangunan gedung perkuliahan dan ruangan kantor. Bantuan lain adalah tanah seluas 266 m2 dari Pemerintah Daerah Tk. II Tapanuli Selatan.Dengan adanya gedung baru tersebut, maka aktivitas administrasi pun dipindahkan ke gedung tersebut.
Pada tahun 1984 Pemerintah Daerah Tk. II Tapanuli Selatan kembali memberi bantuan tanah bekas lapangan terbang zaman Belanda seluas 3,2 hektar di Kelurahan Sihitang yang sampai sekarang menjadi lokasi utama dari kampus induk. Setelah secara resmi tanah tersebut diserahkan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Cabang Padangsidimpuan, kemudian pembangunan gedung yang terdiri dari enam lokal dibangun lengkap dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Gedung ini mulai digunakan pada semester genap tahun akademik 1984/1985. Namun demikian, perkuliahan untuk sebagian mahasiswa masih ada di gedung lama di jalan Ade Irma Suryani Nasution Padangsidimpuan. Pada tahun akademik berikutnya yakni 1985/1986 semua kegiatan administrasi perkantoran dan perpustakaan dipindahkan ke kampus yang berada di Kelurahan Sihitang. Mengingat ruangan yang tersedia hanya enam, inisiatif pengelola pada saat itu satu ruangan untuk kantor, satu ruangan untuk perpustakaan dan ruang untuk sidang munaqasyah, dan empat ruangan untuk perkuliahan ditambah dengan ruangan yang berada di kampus jalan Ade Irma Suryani Nasution.
Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara di Padangsidimpuan ini berjalan lebih kurang 24 (dua puluh empat) tahun (1973- 1997) dibawah pimpinan (Dekan), Prof. Syeikh Ali Hasan Ahmad al-Dary (1973 – 1977), Drs. Rusman Hasibuan (1977 – 1982), Drs. Anwar Saleh Daulay (1982 – 1988), Drs. Abbas Pulungan (1988 – 1991), dan Prof. Dr. Haidar Putra Daulay, M.A (1991 – 1997).
Dalam rangka kebutuhan pendidikan islam saat itu, serta keinginan masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki perguruan tinggi Islam negeri sendiri. Kemudian, terbitnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Padangsidimpuan, tanggal 21 Maret 1997, dan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 333 Tahun 1997 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara di Padangsidimpuan beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padangsidimpuan. Selanjutnya kemudian diresmikan oleh Menteri Agama pada saat itu, Dr. H. Tarmizi Taher, tanggal 30 Juni 1997 bersama dengan 32 STAIN lainnya. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Padangsidimpuan saat itu memiliki 3 (tiga) Jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Syari’ah, dan Dakwah.
Dalam perkembangannya, STAIN Padangsidimpuan, sejak berdirinya tahun 1997 hingga tahun 2013, selama 16 (enam belas) tahun, telah dipimpin oleh beberapa ketua STAIN Padangsidimpuan yaitu Prof. Dr. Djakfar Siddik, M.A., Drs. Agus Salim Daulay, M.Ag., Prof. Dr. Baharuddin, M.A. dan Dr. Ibrahim Siregar, MCL, telah mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan, baik jumlah program studi, Sumber Daya Manusia (pendidik dan tenaga kependidikan), maupun sarana dan prasarana pendukungnya.
Selanjutnya kemudian diresmikan oleh Menteri Agama pada saat itu, Dr. H. Tarmizi Taher, tanggal 30 Juni 1997 bersama dengan 32 STAIN lainnya. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Padangsidimpuan saat itu memiliki 3 (tiga) Jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Syari’ah, dan Dakwah. Untuk Jurusan Dakwah waktu itu ada program studi Komunikasi Penyiaran Islam dibentuk sesuai dengan SK…….
BKI resmi berdiri untuk mempersiapkan tenaga konselor profesional yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Tahun 2012 Ketua STAIN Padangsidimpuan Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL, memulai mengukir sejarah untuk melakukan perubahan dengan alih status STAIN Padangsidimpuan menjadi IAIN Padangsidimpuan. Hal ini ditandai dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2013 tentang Perubahan Status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Padangsidimpuan Menjadi Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan dan selanjutnya Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor B.II/3/9978 tentang Penetapan Rektor Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan pada tangggal 6 Januari 2014 STAIN Padangsidimpuan beralih secara resmi menjadi IAIN Padangsidimpuan, yang diresmikan oleh Menteri Agama RI Surya Dharma Ali, dan dilantik sebagai Rektor pertamanya adalah Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL.
Dengan transformasi STAIN menjadi IAIN Padangsidimpuan, jurusan Dakwah beralih status nama menjadi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan program studi Komunikasi Penyiaran Islam dan Bimbingan Konseling Islam, sesuai dengan ketentuan STATUA IAIN Padangsidimpuan.
Sejarah berdirinya Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi berawal dari tahun berdirinya STAIN 1963, ini bagian dari perguruan tinggi Nahdatul Ulama (PERTINU). Pada saat itu Pertinu mengasuh tiga UPPS, yakni UPPS Syari’ah, UPPS Tarbiyah, dan UPPS Ushuluddin. Tahun berganti tahun sampai tanggal 1 Juni 1968, salah satunya UPPSnya, yaitu UPPS Tarbiyah “diinfaqkan” ke Negara menjadi UPPS Tarbiyah IAIN imam Bonjol Cabang Padangsidimpuan. Dalam perjalanan yang panjang sampai pada tahun 1973, sejalan dengan didirikannya IAIN Sumatera Utara, maka UPPS Tarbiyah IAIN Imam Bonjol cabang Padangsidimpuan ini beralih menjadi cabang IAIN Sumatera Utara Medan. UPPS Tarbiyah IAIN Sumatera Utara di Padangsidimpuan ini berjalan dari tahun 1973 sampai tahun 1997.
Sejalan dengan keluarnya keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 300 tahun 1997 serta Nomor 333 tahun 1997,tentang pendirian STAIN, maka UPPS Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Cabang Padangsidimpuan diubah statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Padangsidimpuan yang otonom dan berhak mengasuh beberapa jurusan. Selanjutnya, pada tanggal 6 Januari 2014, STAIN Padangsidimpuan berubah status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan, yang semula mengasuh tiga jurusan berkembang menjadi empat UPPS yaitu: UPPS Tarbiyah dan Ilmu Kegurutan (FTIK), UPPS Syari’ah dan Ilmu Hukum (FASIH), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (UPPS), dan UPPS Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Sejarah berdirinya Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (UPPS) terdapat di Renstra UPPS dan buku Panduan Akademik, sehingga mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sejarah berdirinya kampus tercinta, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan. UPPS membawahi 4 Program Studi yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) berdiri sejak tahun 2002, Bimbingan Konseling Islam (BKI) yang berdiri sejak tahun 2012, Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Manajemen Dakwah (MD) yang sama-sama berdiri sejak tahun 2014.