Suara Mahasiswa KPI Bergema di Gedung DPR dan MPR RI
Padangsidimpuan, 14 Agustus 2025
Gedung DPR dan MPR RI, Rabu (13/8/2025), menjadi saksi sejarah kecil ketika 40 pemuda terpilih dari Sekolah Duta Maritim Indonesia (SDMI) duduk sejajar dengan para legislator. Mereka bukan sekadar tamu, melainkan pembawa pesan dari masyarakat pesisir yang selama ini kerap terlupakan dalam kebijakan pembangunan.
Dengan balutan semangat muda, para duta maritim ini menuturkan langsung realitas lapangan: sulitnya akses pendidikan di daerah pesisir, keterbatasan infrastruktur, problem lingkungan seperti sampah laut, hingga permasalahan ekonomi nelayan dan UMKM lokal yang belum mendapatkan perhatian optimal.
“Pesisir adalah wajah depan Indonesia, tetapi seringkali justru berada di barisan belakang pembangunan,” ungkap seorang peserta dengan nada kritis namun penuh optimisme.
Suara dari Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Salah satu penyampaian aspirasi yang mencuri perhatian datang dari Ahmad Riski Sulaiman Nasution, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan yang berasal dari Mandailing Natal, Sumatera Utara. Dengan lugas, ia menggambarkan potensi besar wilayahnya yang kaya akan hasil laut, namun terkendala oleh minimnya fasilitas pendukung.
“Infrastruktur kami belum memadai, pengelolaan sampah masih minim, akses pendidikan belum merata, dan UMKM pesisir butuh penguatan. Kami ingin melihat perubahan nyata agar daerah kami tidak lagi tertinggal,” tegas Ahmad Riski di hadapan Prof. Tamsil Linrung, salah satu pimpinan MPR RI.
Respon Legislator
Prof. Tamsil Linrung menyambut aspirasi tersebut dengan hangat. Menurutnya, keberanian generasi muda dalam menyampaikan persoalan pesisir adalah sinyal penting bagi arah pembangunan bangsa.
“Indonesia adalah negara maritim. Jika sektor ini kita abaikan, berarti kita mengabaikan masa depan. Saya bangga generasi muda hadir membawa suara ini. Kalian adalah agen perubahan menuju Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ucap Tamsil.
Makna Pertemuan
Pertemuan ini bukan sekadar simbolis. Kehadiran SDMI di parlemen menjadi bukti bahwa generasi muda bisa menjadi jembatan strategis antara masyarakat akar rumput dengan pengambil kebijakan. Aspirasi yang lahir dari pengalaman nyata di lapangan kini bertransformasi menjadi bahan pertimbangan legislasi.
Tak hanya soal ekonomi, isu lingkungan pesisir juga menjadi sorotan. Beberapa peserta mengingatkan bahwa sampah laut, abrasi pantai, hingga degradasi ekosistem mangrove adalah ancaman serius yang membutuhkan kebijakan terpadu.
Membangun Optimisme
Bagi para duta muda, kesempatan ini adalah momentum berharga untuk memastikan bahwa masyarakat pesisir bukan sekadar objek pembangunan, melainkan subjek yang turut menentukan arah kebijakan.
“Laut dan pesisir bukan hanya garis batas Indonesia, tapi sumber kehidupan bangsa. Jika kita jaga dan kelola dengan baik, maka kesejahteraan bersama akan terwujud,” demikian pesan yang menggaung dari forum tersebut.
Apresiasi Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Magdalena, M.Ag, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas kiprah Ahmad Riski Sulaiman Nasution, mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah tampil menyuarakan aspirasi masyarakat pesisir di Gedung DPR dan MPR RI bersama para pemuda dari Sekolah Duta Maritim Indonesia.
“Prestasi dan suara lantang Ahmad Riski Sulaiman Nasution menjadi teladan bagi mahasiswa lain, khususnya di lingkungan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Suara yang ia sampaikan tidak hanya membawa semangat kepemudaan, tetapi juga memperlihatkan peran strategis mahasiswa dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat luas,” ungkap Dekan.
Beliau menambahkan, keikutsertaan mahasiswa dalam forum strategis di tingkat nasional menunjukkan bahwa pendidikan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga mendorong praktik nyata dalam berkomunikasi, berdakwah, serta mengartikulasikan kepentingan publik.
“Semoga apa yang dilakukan Ahmad Riski menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa untuk terus mengasah kemampuan, memperluas wawasan, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan bangsa,” tutup beliau.