Webinar ASKOPIS DPD Sumatera Utara: “Refleksi Historis: Sejarah dan Perkembangan Fakultas Dakwah di Indonesia”

Padangsidimpuan, 23 Januari 2025. Dalam sebuah webinar yang digelar via Zoom Meeting pada tanggal 22 Januari 2025, para akademisi dan ahli ilmu dakwah berkumpul untuk membahas perkembangan dan arah masa depan Fakultas Dakwah di Indonesia. Acara ini bertajuk “Refleksi Historis: Sejarah dan Perkembangan Fakultas Dakwah di Indonesia,” yang digelar oleh Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Komunikasi dan Penyiaran Islam (ASKOPIS) Sumatera Utara.

Webinar ini dipandu oleh moderator Prof. Dr. Zainal Arifin LC, M.A., dengan menghadirkan narasumber utama, Prof. Dr. H. Mohammad Hatta, MA, Ketua Baznas Sumatera Utara, serta Prof. Dr. H. Awaludin Pimay LC, M.Ag., (Guru Besar UIN Walisongo) yang membahas tentang urgensi reorientasi kurikulum Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) yang lebih berfokus pada dakwah Islam.

Narasumber pertama Prof. Dr. H. Mohammad Hatta, MA, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sumatera Utara, yang dalam sesi pemaparannya menjelaskan tantangan utama dalam merevisi kurikulum KPI. Menurut Prof. Hatta, salah satu tantangan besar adalah orientasi mahasiswa KPI yang sering kali dianggap lebih ringan dibandingkan dengan disiplin ilmu lainnya. Beliau menjelaskan, “Mahasiswa KPI harus memiliki pemahaman Islam yang mendalam dan berorientasi pada dakwah. Namun, kenyataannya, banyak mahasiswa yang memilih program studi ini karena dianggap lebih mudah dan ringan.”

Prof. Hatta pun mengungkapkan pentingnya perubahan arah dalam kebijakan akademik Fakultas Dakwah, yang menurutnya harus diserahkan kepada ahli yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam. “Pimpinan fakultas harus memberi ruang bagi mereka yang benar-benar memahami ajaran Islam secara utuh, sehingga dapat mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan misi dakwah Islam,” imbuhnya.

Narasumber kedua Prof. Awaludin Pimay LC, M.Ag menegaskan bahwa pemahaman dakwah adalah hal fundamental bagi mahasiswa KPI. Ia menyatakan, “Mahasiswa KPI harus mengikuti matrikulasi dakwah yang meliputi 13 rumpun ilmu. Kita harus berpikir tentang pertanggungjawaban kita di akhirat. Bagaimana kita bisa luluskan mahasiswa yang tidak memahami dakwah?”. Prof. Awaludin juga mengingatkan bahwa fakultas dakwah tidak hanya berfungsi sebagai institusi pendidikan, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai Islam yang harus ditanamkan kepada mahasiswa. Oleh karena itu, seleksi masuk dan pembinaan selama masa studi harus diperketat agar lulusan KPI benar-benar mampu mengemban tugas dakwah dengan baik.

Moderator acara Prof. Dr. Zainal Arifin LC, M.A. (Wakil Ketua DPD ASKOPIS Sumatera Utara / Ketua Prdi S3 KPI FDK UIN-SU) memberikan perspektif yang sangat relevan mengenai pentingnya menjaga identitas Fakultas Dakwah di tengah pesatnya perkembangan zaman, terutama dengan adanya pengaruh teknologi. Prof. Zainal berpendapat bahwa Fakultas Dakwah harus tetap konsisten dalam menanamkan nilai-nilai Islam kepada generasi muda, meskipun dunia pendidikan semakin terbuka dan penuh dengan dinamika perubahan. “Reorientasi kurikulum KPI perlu dilakukan dengan hati-hati dan melibatkan berbagai pihak agar identitas Fakultas Dakwah tetap terjaga. Fakultas Dakwah memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai Islam di tengah perubahan zaman,” ujarnya.

Selain itu, Prof. Zainal juga menekankan pentingnya sebuah visi jangka panjang yang tidak hanya fokus pada teori komunikasi, tetapi juga pada penguatan kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pesan dakwah secara efektif, baik dalam konteks lokal maupun global.

Keynote Speaker Dr. Mohammad Zamroni, M.Si, juga sebagai Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) ASKOPIS juga memberikan pemaparan yang sangat bernuansa inovatif. Ia menyampaikan bahwa dunia dakwah kini tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Oleh karena itu, kurikulum KPI harus mengadopsi teknologi informasi dan media digital untuk menyampaikan pesan Islam secara lebih luas dan efektif. “Dakwah di era digital harus memanfaatkan media sosial, aplikasi, dan berbagai platform digital lainnya. Kurikulum KPI harus mampu menjawab tantangan zaman dan memanfaatkan teknologi untuk menjangkau audiens yang lebih besar,” jelas Dr. Zamroni.

Dr. Zamroni juga menegaskan bahwa selain penguasaan teori komunikasi, karakter mahasiswa juga perlu dibangun dalam proses pendidikan KPI. “Kita membutuhkan generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan semangat dakwah yang tinggi. Kurikulum yang berbasis dakwah akan menghasilkan mahasiswa yang mampu menyampaikan pesan Islam dengan cara yang lebih baik dan lebih bermanfaat,” tambahnya.

Tak kalah penting, sambutan dari Ketua Panitia, Dr. Mailin, M.A., yang juga merupakan Ketua ASKOPIS Sumatera Utara, sangat mengapresiasi langkah positif ini. Menurutnya, reorientasi kurikulum KPI ke arah yang lebih berbasis dakwah adalah langkah yang sangat tepat. “Saya sangat mendukung langkah ini karena Fakultas Dakwah harus menjadi pusat pengembangan ilmu Islam yang tidak hanya mengajarkan komunikasi, tetapi juga bagaimana menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang benar dan efektif,” ujarnya.

Dr. Mailin juga menekankan pentingnya kerjasama antara fakultas, organisasi profesi, dan masyarakat untuk memastikan bahwa kurikulum baru ini bisa diimplementasikan dengan baik. “Sinergi antar berbagai pihak sangat diperlukan agar visi besar ini bisa terwujud. Semua pihak harus bekerja sama agar mahasiswa KPI tidak hanya menguasai ilmu komunikasi, tetapi juga memahami dakwah secara mendalam,” katanya.

Webinar ini menjadi momen penting bagi para peserta untuk mengevaluasi dan memperkuat arah kebijakan Fakultas Dakwah. Reorientasi kurikulum KPI ke arah dakwah bukan hanya sebuah tantangan, tetapi juga sebuah peluang besar untuk mencetak generasi muda yang memiliki pemahaman mendalam tentang Islam, keterampilan komunikasi yang baik, serta komitmen yang kuat terhadap dakwah. Dengan dukungan dari berbagai pihak, perubahan kurikulum ini diharapkan dapat membawa Fakultas Dakwah semakin dekat dengan visi dan misinya sebagai penjaga nilai-nilai Islam, serta mencetak kader dakwah yang handal dan siap menghadapi tantangan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.